BEKANTAN (Nasalis Larvatus)

Bekantan (Nasalis larvatus Wurmb. atau proboscis monkey) hanya ditemukan di pulau Kalimantan di Asia Tenggara. Mereka lebih memilih untuk tinggal di hutan campuran diterocarp-kerangas, hutan mangrove, dan hutan dataran rendah dekat air tawar dan sungai. Mereka hidup umumnya secara eksklusif di hutan mangrove, tetapi juga dapat ditemukan di hutan hujan dataran rendah. Mereka mengandalkan hutan bakau di dekat tepi sungai untuk beristirahat dan tidur. Mereka menghindari daerah-daerah terbuka dan menghindari permukiman manusia.
Baca selanjutnya

Gorila bernama Koko menangis sedih ketika menonton film favoritnya

Tidak seperti anggapan beberapa orang, binatang memiliki berbagai perasaan. Ada perasaan gembira, kecewa, sayang, iri, marah, sedih, galau, dan sebagainya. Misalnya, Koko, seekor gorila yang diteliti selama bertahun-tahun, juga memiliki perasaan sedih ketika menyaksikan sebuah film.


  >> Koko, gorila yang bisa berkomunikasi dengan
      manusia


  >> Binatang peliharaan bisa cegah penyakit jantung

  >> Gajah kerdil yang dinyatakan sudah punah
       ditemukan di Kalimantan

Koko, seekor gorila itu, menonton dengan sepenuh hati film DVD yang telah ditontonnya beberapa kali di televisi sebelumnya. Film itu berjudul “Tea with Mussolini." Ketika sampai pada bagian yang menyedihkan, saat seorang anak laki-laki harus mengatakan selamat tinggal kepada seluruh anggota keluarga yang disayanginya. Kemudian anak itu melangkah meninggalkan keluarganya menuju ke arah kereta api.

Koko menonton film favoritnya, “Tea with Mussolini”





Dalam sebuah adegan yang sedih seorang anak laki-laki mengatakan selamat tinggal kepada seluruh anggota keluarganya, lalu ia melangkah menjauh menuju kereta api.



Begitu adegan “selamat tinggal” dimulai, Koko membalikkan badannya karena tak kuasa melihat adegan itu.


Sedih...








Menangis...







Galau...







... Ibu







Ada banyak bukti ilmiah bahwa kera besar bisa merasakan empati terhadap orang lain. Contoh ini menunjukkan bahwa gorila, khususnya, juga dapat merasakan empati dengan sifat manusia yang dibayangkan yang ditunjukkan oleh orang-orang tertentu—atau paling tidak diungkapkan melalui gerakannya. *****

>> Lihat videonya

Video-video fauna yang seru


HARIMAU

CHEETAH

KOMODO

LUWAK MADU

ORANGUTAN

ORCA

RAKUN

BERUANG

WOLVERINE

GORILA

BEKANTAN

Gajah kerdil ditemukan di Kalimantan
Sekelompok kawanan gajah pigmi (kerdil), yang sebelumnya dianggap punah, ditemukan di Kalimantan. Kawanan yang dilihat oleh Bert terdiri dari sekitar delapan: ibu, anak perempuan, dan saudara laki-laki dewasa. Ini adalah gajah yang selama ini dia cari-cari.

Masyarakat gajah merupakan binatang yang perempuan-sentris dengan ibu sebagai pemimpin.

Kawanan ini memberikan Bert sambutan yang ramah sehingga ia akhirnya menghubungi Christy Williams, seorang ahli biologi dari WWF, organisasi konservasi dunia, yang mengepalai tim untuk mengumpulkan informasi tentang gajah-gajah itu. Ini menyebabkan semuanya menjadi jelas. Baca selanjutnya

Video Bekantan




>> Artikel Bekantan





SKRIPSI [S1]:                         

Adm. Bisnis     Adm. Publik     Agama     Akuntansi     Antropologi     Bahasa & Sastra Biologi     Ekonomi     Farmasi        Fisika        Geografi          Hub. Internasional Hukum

Info & Komputer     Kebidanan       Kedokteran       Kehutanan       Keperawatan     Kesehatan       Kimia       Komunikasi       Lingkungan       Manajemen       Matematika       Musik           Olahraga

Pendidikan       Pertanian       Politik       Psikologi       Sejarah       Sosiologi              T. Arsitektur          T. Elektro            T. Geologi           T. Industri           T. Mesin             T. Sipil             Turisme

TESIS [S2]:                     

Adm. Bisnis     Adm. Publik       Agama         Akuntansi         Antropologi         Bahasa & Sastra   Biologi          Ekonomi          Farmasi          Filsafat          Fisika         Geografi

Hub. Internasional Hukum & Notariat  Info. & Komputer Kedokteran         Kehutanan         Kelautan          Keperawatan         Kesehatan         Kimia         Komunikasi     Lingkungan Manajemen

Matematika   Musik          Olahraga       Pendidikan       Perenc. Wilayah  Perikanan     Pertanian    Politik        Psikologi       Sejarah       Sosiologi       Teknik        Turisme

DISERTASI [S3]:                     

Adm. Bisnis     Adm. Publik       Agama         Akuntansi         Antropologi         Bahasa & Sastra   Biologi          Ekonomi          Farmasi          Filsafat          Fisika         Geografi

Hub. Internasional Hukum                 Info. & Komputer Kedokteran       Kehutanan     Kelautan        Keperawatan       Kesehatan         Kimia         Komunikasi     Lingkungan Manajemen

Matematika   Musik          Olahraga       Pendidikan       Perikanan     Pertanian    Politik        Psikologi       Sejarah       Sosiologi       Teknik        Turisme

BEKANTAN (Nasalis Larvatus)


Bekantan (Nasalis larvatus Wurmb. Atau proboscis monkey) hanya ditemukan di pulau Kalimantan di Asia Tenggara. Mereka lebih memilih untuk tinggal di hutan campuran diterocarp-kerangas, hutan mangrove, dan hutan dataran rendah dekat air tawar dan sungai. Mereka hidup umumnya secara eksklusif di hutan mangrove, tetapi juga dapat ditemukan di hutan hujan dataran rendah. Mereka mengandalkan hutan bakau di dekat tepi sungai untuk beristirahat dan tidur. Mereka menghindari daerah-daerah terbuka dan menghindari permukiman manusia.

Monyet yang sulit ditangkap ini merupakan lutung Asia. Mereka adalah satu-satunya anggota dari genus Nasalis.

Bekantan mendapatkan namanya karena hidungnya yang besar. Bekantan jantan memiliki hidung besar. Sedangkan hidung yang betina tidak besar, namun lebih besar daripada kebanyakan monyet, dan bekantan remaja memiliki hidung yang seperti terbalik yang kecil. Hidung bekantan jantan begitu besar yang terlihat menggantung di atas mulut. Kadang-kadang mereka harus mendorongnya keluar dari mulutnya sebelum meletakkan sesuatu ke dalam mulut mereka. Hidung mereka membengkak dan berubah menjadi merah ketika mereka gembira atau marah. Mereka juga bersuara mirip klakson mobil yang keras terdengar sebagai peringatan ketika mereka merasakan bahaya, yang membuat hidung mereka menonjol lurus. Hidung berfungsi sebagai resonator ketika bekantan bersuara.


      >> Koko, gorila yang bisa berkomunikasi dengan manusia

      >> Binatang peliharaan bisa cegah penyakit jantung

      >> Gajah kerdil yang dinyatakan sudah punah ditemukan di Kalimantan

Karakteristik lain dari bekantan adalah perutnya yang besar. Bekantan adalah langur dan mereka memiliki sistem pencernaan yang unik yang memungkinkan mereka memakan daun sebagai pasokan makanan utama mereka. Dengan ukuran dua kali lebih besar daripada monyet colobine lainnya, perut mereka terdiri dari bagian-bagian dan penuh dengan bakteri yang mencerna selulosa. Bakteri ini membantu mencerna daun dan menetralkan racun dalam daun tertentu. Isi perut mereka adalah seperempat dari berat badan mereka yang membuat mereka terlihat hamil secara permanen.

Kemampuan mereka untuk makan terutama daun menempatkan mereka sebagai satu-satunya mamalia berukuran sedang yang tinggal di kanopi hutan.

Mereka memiliki bulu coklat kemerahan di punggung dan bahu, yang berakhir di bagian tengah. Dada mereka berwarna krem, dengan kerah krem di sekitar leher dan pinggang sampai pantat dan ekornya. Lengan dan kaki mereka panjang, dengan kulit tangan dan kaki abu-abu. Bulu oranye menutupi bahu mereka dan ada semacam topi bulu merah gelap menutupi kepala mereka. Wajahnya berwarna merah-daging dengan mata kecil cokelat yang cerdas. Telinganya kecil dan lurus ke atas kepala mereka.

Bekantan jantan jauh lebih besar dan lebih berat daripada betina. Tinggi seekor bekantan jantan adalah 2 sampai 2,5 kaki (66-72 cm), dan beratnya 16-23 kg, sementara yang betina 1,7-2 kaki (53-61 cm) panjang dan beratnya hanya 7-11 kg. Ekornya sama panjangnya dengan tubuh mereka.

Sekelompok bekantan rata-rata terdiri dari 12-27 individu tetapi ada juga yang beranggotakan 60 sampai 80 jantan dan betina. Kelompok-kelompok bekantan tidak memiliki banyak struktur. Baik jantan maupun betina akan keluar dari kelompok tempat lahirnya pada saatnya. Sistem sosial bekantan memiliki dua tingkat. Salah satunya adalah kelompok dengan anggota yang semuanya jantan.

Kelompok ini terdiri dari anak, remaja dan jantan dewasa. Jantan remaja akan meninggalkan kelompok tempat mereka dilahirkan pada umur sekitar 18 bulan, dan bergabung dengan kelompok yang semua anggotanya jantan . Agresi antara para jantan sangat sedikit ketika mereka bergabung bersama. Tingkat kedua terdiri dari beberapa kelompok yang dipimpin oleh jantan terpisah. Setiap jantan akan memiliki harem sendiri dan beberapa harem ini bersama-sama membentuk kelompok. Betina dapat berpindah dari satu kelompok harem ke harem lain ketika muda, tetapi sebagian besar harem stabil dalam hal jumlah. Bekantan bukanlah spesies teritorial sehingga berbagai kelompok akan tumpang tindih dengan banyak kelompok lain dalam satu tempat.

Betina dewasa cenderung untuk mengkoordinasikan gerakan dan memimpin kelompok ketika makan. Salah satu jantan yang dominan akan menjaga di pohon yang tinggi ketika kelompoknya makan.

Bekantan tergantung pada habitat yang berbatasan sungai, dan biasanya tidak bergerak lebih jauh dari 1.969 kaki (600 m) dari sungai atau perairan. Mereka tidur di atas pohon, lebih memilih cabang tebal yang tumbuh di atas air, untuk melindungi diri dari predator. Bekantan adalah perenang yang sangat baik, tetapi berenang hanya bila diperlukan, seperti ketika menyeberangi sungai. Mereka akan menyeberang pada titik tersempit dari perairan atau sungai dengan cara berenang seperti anjing. Banyak bekantan yang lari menyeberang pada saat yang sama untuk menghindari predator seperti buaya.

Mereka akan diam-diam meluncur ke dalam air dan berenang tenang tanpa percikan air agar tidak menarik perhatian predator. Pada saat ada bahaya, seluruh pasukan dapat melompat ke dalam air sebagai sarana untuk melarikan diri. Sebagian kaki berselaput membantu bekantan berenang dan mengurangi beban berat ketika berjalan di lumpur mangrove yang lembut.

Bekantan berayun melalui pohon-pohon dan melompat dari cabang ke cabang menggunakan keempat anggota badan, bergerak perlahan karena berat badan mereka. Biasanya makan di pagi hari, mereka akan beristirahat sepanjang hari. Kemudian akan makan lagi sebelum malam tiba. Waktu yang terbesar dari aktivitas dari sore sampai gelap. Sembilan puluh lima persen dari makanan mereka adalah daun pohon bakau dan pedada. Mereka lebih memilih daun dewasa yang lebih tua. Mereka juga makan buah-buahan dan biji-bijian.

Bekantan melahirkan satu bayi pada satu musim. Periode kehamilan mereka adalah sekitar 166 hari. Mereka biasanya akan melahirkan di malam hari dan bayi yang baru lahir memiliki wajah biru dan, bulu hampir hitam yang masih jarang-jarang. Perubahan warna yang menandakan mereka dewasa sekitar 3-4 bulan. Betina akan membantu menjaga satu sama lain dan kadang-kadang bayi menyusu setelah bayi lainnya. Bekantan muda akan tinggal di dekat ibunya selama sekitar satu tahun, atau sampai ibunya memiliki bayi lain. Bekantan jantan akan mencapai kematangan seksual pada sekitar 4-5 tahun dan betina dalam 4 tahun. Usia mereka sekitar 20 tahun.

Predator utama bekantan adalah manusia, macan tutul, ular piton. Bekantan dulunya dilindungi oleh habitat mangrove, yang tak layak huni bagi manusia. Sekarang teknologi telah memungkinkan untuk menebang bakau dan illegal logging telah menyebabkan hilangnya habitat bekantan dan populasi mereka semakin menurun.

Pada tahun 1986 McKinnon menaksirkan jumlah populasi bekantan hanya 250.000 individu, 25.000 di antaranya berada di Kawasan Konservasi. Berdasarkan Yeager dan Blondal (1992), bekantan yang ada di kawasan konservasi kurang dari 5000 individu, sedangkan habitat bekantan yang berada dalam kawasan konservasi hanya 4,1 persen dari seluruh habitat bekantan (McNeely et al., 1990). Pada tahun 1994 populasi bekantan di Kalimantan ditaksir sejumlah 114.000 individu (Bismark, 2002) dan dalam simposium PHVA bekantan tahun 2004, populasi bekantan ditaksir tinggal 25.000 individu, dan yang berada di kawasan konservasinya 5.000 individu.

Bekantan (Nasalis larvatus) merupakan spesies primata tergolong langka dan endemik Kalimantan, dengan habitat terbatas pada hutan bakau, hutan di sekitar sungai dan habitat rawa gambut yang sebagian telah terdegradasi oleh berbagai aktivitas manusia. Termasuk jenis satwa dilindungi sesuai Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999, dikategorikan spesies terancam punah (endangered) oleh IUCN Red List dan masuk dalam Appendix I CITES.*****


>> Video Bekantan






SKRIPSI [S1]:                         

Adm. Bisnis     Adm. Publik     Agama     Akuntansi     Antropologi     Bahasa & Sastra Biologi     Ekonomi     Farmasi        Fisika        Geografi          Hub. Internasional Hukum

Info & Komputer     Kebidanan       Kedokteran       Kehutanan       Keperawatan     Kesehatan       Kimia       Komunikasi       Lingkungan       Manajemen       Matematika       Musik           Olahraga

Pendidikan       Pertanian       Politik       Psikologi       Sejarah       Sosiologi              T. Arsitektur          T. Elektro            T. Geologi           T. Industri           T. Mesin             T. Sipil             Turisme

TESIS [S2]:                     

Adm. Bisnis     Adm. Publik       Agama         Akuntansi         Antropologi         Bahasa & Sastra   Biologi          Ekonomi          Farmasi          Filsafat          Fisika         Geografi

Hub. Internasional Hukum & Notariat  Info. & Komputer Kedokteran         Kehutanan         Kelautan          Keperawatan         Kesehatan         Kimia         Komunikasi     Lingkungan Manajemen

Matematika   Musik          Olahraga       Pendidikan       Perenc. Wilayah  Perikanan     Pertanian    Politik        Psikologi       Sejarah       Sosiologi       Teknik        Turisme

DISERTASI [S3]:                     

Adm. Bisnis     Adm. Publik       Agama         Akuntansi         Antropologi         Bahasa & Sastra   Biologi          Ekonomi          Farmasi          Filsafat          Fisika         Geografi

Hub. Internasional Hukum                 Info. & Komputer Kedokteran       Kehutanan     Kelautan        Keperawatan       Kesehatan         Kimia         Komunikasi     Lingkungan Manajemen

Matematika   Musik          Olahraga       Pendidikan       Perikanan     Pertanian    Politik        Psikologi       Sejarah       Sosiologi       Teknik        Turisme



Koko, gorila yang bisa berkomunikasi dengan manusia


Program utama The Gorilla Foundation/Koko.org adalah memberikan pengajaran bahasa isyarat Amerika (American Sign Language) kepada dua gorila dataran rendah (jenis gorila, jenis lainnya adalah gorila pegunungan), Koko dan Michael (yang telah meninggal dunia, baru-baru ini). The Gorilla Language Project atau Project Koko, merupakan proyek komunikasi antar-spesies yang berlangsung paling lama sedunia di antara proyek sejenis, dan berfungsi sebagai sebuah sumberdaya yang unik dan tak tergantikan bagi masyarakat pelestarian internasional.

Belajar tentang kecerdasan dan perilaku gorila akan membimbing pada pemahaman yang lebih besar terhadap kebutuhan fisik dan psikologis spesies tersebut. Hanya melalui pengetahuan manusia dapat menjalankan langkah penting untuk meningkatkan perlakuan untuk melindungi dan melestarikan gorila dari kepunahan.

Koko, gorila dataran rendah betina lahir pada 1971, dan Michael, gorila jantan dataran rendah lahir pada 1973, menggunakan bahasa isyarat dan memiliki pemahaman bahasa Inggris lisan. Peran serta Koko dalam penelitian ini dimulai ketika ia berusia satu tahun, dan Michael tiga setengah tahun. Perkembangan intelektual, fisik, dan linguistik mereka dipelajari secara mendalam sejak mereka bayi. Sebelum ada Project Koko, sangat sedikit pengetahuan tentang kecerdasan gorila.

The Gorilla Language Project merupakan usaha untuk mengumpulkan data tentang bahasa gorila sekaligus studi kasus terhadap ucapan dan perilaku gorila yang diamati. Semua isyarat, konteks di mana hal itu terjadi, jumlah pengulangan, dan apa pun yang tidak biasa terjadi selama pengungkapan dicatat secara harian. Proyek tersebut melakukan tes-tes informal dan formal terhadap pemahaman kamus dan pemahaman terhadap hubungan antara objek-objek dan kata-kata, selain tes kecerdasan anak yang standar. Sesi-sesi perekaman video dan audio juga diadakan.

Selama rentang studi, Koko menguasai lebih banyak kata-kata daripada binatang lainnya. Koko memiliki perbendaharaan kata lebih dari 1.000 kata isyarat. Koko memahami hampir 2.000 kata bahasa Inggris lisan. Koko mengenal sebagian besar percakapan dengan manusia pengasuhnya dan secara khusus dapat menyusun pernyataan yang terdiri rata-rata tiga hingga enam kata. Koko memiliki skor tes IQ antara 70 sampai 95 pada skala manusia, di mana skor 100 merupakan kriteria “normal.” Michael, gorila punggung perak jantan yang tumbuh bersama Koko, memiliki perbendaharaan kata lebih dari 600 kata isyarat.


  >> Binatang peliharaan bisa cegah penyakit jantung

  >> Gajah kerdil yang dinyatakan sudah punah
       ditemukan di Kalimantan


Selain melakukan studi yang mendalam tentang penguasaan kosa kata, proyek itu meneliti penggunaan bahasa gorila yang spontan. Ini mencakup studi mengenai strategi-strategi linguistik inovatif, penemuan tanda-tanda baru, dan kata-kata kombinasi, penandaan simultan, penandaan oleh diri sendiri, pemindahan, kebohongan, referensi terhadap waktu dan keadaan emosional, modulasi gestural, penggunaan metafora, humor, definisi, argumen, penghinaan, ancaman, berkhayal, bercerita dan pertimbangan moral. Kedalaman dan variasi penggunaan bahasa memiliki makna melebihi harapan-harapan awal. Jadi, bukti telah ditemukan keberadaannya, sekurangnya dalam bentuk yang sudah berkembang, yang merupakan hampir setiap aspek perilaku manusia.

Proyek Koko merupakan tonggak dari karya TGF/Koko.org. Melalui pendemonstrasian kecerdasan gorila, TGF/Koko.org dapat lebih efektif melobi perilaku manusiawi dalam memahami binatang dan meningkatkan pelestarian usaha-usaha mendukung kehidupan yang bebas mereka. Proyek koko telah membuktikan citra stereotipe tentang gorila sebagai monster yang haus darah, destruktif adalah jelas keliru. Jadi, usaha ini menekankan pengkajian kembali pemikiran tradisional untuk menghargai semua binatang. Proyek tersebut telah menunjukkan bahwa seekor binatang dapat memiliki kualitas-kualitas yang sebelumnya dipertimbangkan bertentangan dengan kualitas manusia, seperti pemikiran proses, imajinasi, dan perasaan-perasaan. Pengetahuan ini penting untuk usaha membela semua binatang, dari pencegahan kekerasan terhadap binatang hingga konservasi dan perlindungan spesies-spesies yang terancam punah.

Studi tentang bahasa gorila memancarkan sinar pentingnya hubungan antara gorila dan spesies sepupu mereka, homo sapien alias manusia. Proyek Koko telah berkontribusi pada studi tentang evolusi dan perkembangan komunikasi manusia dan mengungkapkan asal bahasa manusia gestural.

www.koko.org/world/‎
Video-video fauna yang seru


HARIMAU

CHEETAH

KOMODO

LUWAK MADU

ORANGUTAN

ORCA

RAKUN

BERUANG

WOLVERINE

Gajah kerdil ditemukan di Kalimantan
Sekelompok kawanan gajah pigmi (kerdil), yang sebelumnya dianggap punah, ditemukan di Kalimantan. Kawanan yang dilihat oleh Bert terdiri dari sekitar delapan: ibu, anak perempuan, dan saudara laki-laki dewasa. Ini adalah gajah yang selama ini dia cari-cari.

Masyarakat gajah merupakan binatang yang perempuan-sentris dengan ibu sebagai pemimpin.

Kawanan ini memberikan Bert sambutan yang ramah sehingga ia akhirnya menghubungi Christy Williams, seorang ahli biologi dari WWF, organisasi konservasi dunia, yang mengepalai tim untuk mengumpulkan informasi tentang gajah-gajah itu. Ini menyebabkan semuanya menjadi jelas. Baca selanjutnya

Binatang peliharaan bisa cegah penyakit jantung



New York (ANTARA News) - Siapa pun ingin hidup lebih lama dan memangkas bahaya menderita penyakit jantung sebaiknya mempunyai hewan peliharaan.

Perhimpunan Jantung Amerika Serikat (AHA) mengeluarkan pernyataan ilmiah Kamis waktu sempat bahwa memiliki hewan peliharaan dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung, terkait dengan tingkat kegemukan, tekanan darah dan kolesterol.

"Pemilik hewan peliharaan, khususnya pemilik anjing, sepertinya berhubungan dengan berkurangnya risiko terkena sakit jantung," kata Glenn N Levine, guru besar pada Fakultas Kedokteran Baylor College di Houston, seperti dikutip Reuters.

Setelah penelitian terhadap 5.200 orang dewasa, yang dikutip AHA, didapat kesimpulan bahwa pemilik anjing secara fisik menjadi lebih aktif dari pada mereka yang tidak memilikinya, karena harus mengajak jalan-jalan peliharaannya.

Hasil penelitian lain menunjukkan ada dampak ketenangan dari hewan, yang biasa digunakan untuk program terapi dengan bantuan hewan.

Levine menambahkan bahwa keuntungannya sangat jelas, yaitu berkurangnya faktor risiko penyakit jantung.

Tetapi penelitian itu tidak secara pasti membuktikan bahwa memiliki hewan peliharaan akan langsung mengurangi risiko penyakit jantung.

"Yang kurang jelas adalah apakah dengan memelihara hewan juga dapat mengurangi risiko gangguan kardiovaskuler bagi penyakit yang belum muncul," katanya.

78,2 juta orang di AS memiliki anjing dan 86,4 juta memelihara kucing, demikian data Perhimpunan Produksi Hewan Peliharaan AS seperti ditulis Reuters.

Penelitian itu menunjukkan bahwa kesetiaan dan cinta kepada hewan-hewan itu bisa mengurangi stress, kegelisahan, depresi dan kesepian pada pemilik, serta meningkatkan kepekaan mereka terhadap kesejahteraan dan penghargaan terhadap diri sendiri.*****

LKBN Antara





SKRIPSI [S1]: SKRIPSI [S1]:

Adm. Bisnis
Adm. Publik
Agama
Akuntansi
Antropologi
Bahasa & Sastra
Biologi
Ekonomi
Farmasi
Fisika
Geografi
Hub. Internasional
Hukum

Info & Komputer
Kebidanan
Kedokteran
Kehutanan
Keperawatan
Kesehatan
Kimia
Komunikasi
Lingkungan
Manajemen
Matematika
Musik
Olahraga

Pendidikan
Pertanian
Politik
Psikologi
Sejarah
Sosiologi
T. Arsitektur
T. Elektro
T. Geologi
T. Industri
T. Mesin
T. Sipil
Turisme

TESIS [S2]:

Adm. Bisnis
Adm. Publik
Agama
Akuntansi
Antropologi
Bahasa & Sastra
Biologi
Ekonomi
Farmasi
Filsafat
Fisika
Geografi

Hub. Internasional
Hukum & Notariat
Info. & Komputer
Kedokteran
Kehutanan
Kelautan
Keperawatan
Kesehatan
Kimia
Komunikasi
Lingkungan
Manajemen

Matematika
Musik
Olahraga
Pendidikan
Perenc. Wilayah
Perikanan
Pertanian
Politik
Psikologi
Sejarah
Sosiologi
Teknik
Turisme

DISERTASI [S3]:    

Adm. Bisnis
Adm. Publik
Agama
Akuntansi
Antropologi
Bahasa & Sastra
Biologi
Ekonomi
Farmasi
Filsafat
Fisika
Geografi

Hub. Internasional
Hukum
Info. & Komputer
Kedokteran
Kehutanan
Kelautan
Keperawatan
Kesehatan
Kimia
Komunikasi
Lingkungan
Manajemen

Matematika
Musik
Olahraga
Pendidikan
Perikanan
Pertanian
Politik
Psikologi
Sejarah
Sosiologi
Teknik
Turisme



Koko, gorila yang bisa berkomunikasi dengan manusia


Program utama The Gorilla Foundation/Koko.org adalah memberikan pengajaran bahasa isyarat Amerika (American Sign Language) kepada dua gorila dataran rendah (jenis gorila, jenis lainnya adalah gorila pegunungan), Koko dan Michael (yang telah meninggal dunia, baru-baru ini). The Gorilla Language Project atau Project Koko, merupakan proyek komunikasi antar-spesies yang berlangsung paling lama sedunia di antara proyek sejenis, dan berfungsi sebagai sebuah sumberdaya yang unik dan tak tergantikan bagi masyarakat pelestarian internasional.

Belajar tentang kecerdasan dan perilaku gorila akan membimbing pada pemahaman yang lebih besar terhadap kebutuhan fisik dan psikologis spesies tersebut. Hanya melalui pengetahuan manusia dapat menjalankan langkah penting untuk meningkatkan perlakuan untuk melindungi dan melestarikan gorila dari kepunahan.

Koko, gorila dataran rendah betina lahir pada 1971, dan Michael, gorila jantan dataran rendah lahir pada 1973, menggunakan bahasa isyarat dan memiliki pemahaman bahasa Inggris lisan. Peran serta Koko dalam penelitian ini dimulai ketika ia berusia satu tahun, dan Michael tiga setengah tahun. Perkembangan intelektual, fisik, dan linguistik mereka dipelajari secara mendalam sejak mereka bayi. Sebelum ada Project Koko, sangat sedikit pengetahuan tentang kecerdasan gorila.

The Gorilla Language Project merupakan usaha untuk mengumpulkan data tentang bahasa gorila sekaligus studi kasus terhadap ucapan dan perilaku gorila yang diamati. Semua isyarat, konteks di mana hal itu terjadi, jumlah pengulangan, dan apa pun yang tidak biasa terjadi selama pengungkapan dicatat secara harian. Proyek tersebut melakukan tes-tes informal dan formal terhadap pemahaman kamus dan pemahaman terhadap hubungan antara objek-objek dan kata-kata, selain tes kecerdasan anak yang standar. Sesi-sesi perekaman video dan audio juga diadakan.

Selama rentang studi, Koko menguasai lebih banyak kata-kata daripada binatang lainnya. Koko memiliki perbendaharaan kata lebih dari 1.000 kata isyarat. Koko memahami hampir 2.000 kata bahasa Inggris lisan. Koko mengenal sebagian besar percakapan dengan manusia pengasuhnya dan secara khusus dapat menyusun pernyataan yang terdiri rata-rata tiga hingga enam kata. Koko memiliki skor tes IQ antara 70 sampai 95 pada skala manusia, di mana skor 100 merupakan kriteria “normal.” Michael, gorila punggung perak jantan yang tumbuh bersama Koko, memiliki perbendaharaan kata lebih dari 600 kata isyarat.


  >> Binatang peliharaan bisa cegah penyakit jantung

  >> Gajah kerdil yang dinyatakan sudah punah
       ditemukan di Kalimantan


Selain melakukan studi yang mendalam tentang penguasaan kosa kata, proyek itu meneliti penggunaan bahasa gorila yang spontan. Ini mencakup studi mengenai strategi-strategi linguistik inovatif, penemuan tanda-tanda baru, dan kata-kata kombinasi, penandaan simultan, penandaan oleh diri sendiri, pemindahan, kebohongan, referensi terhadap waktu dan keadaan emosional, modulasi gestural, penggunaan metafora, humor, definisi, argumen, penghinaan, ancaman, berkhayal, bercerita dan pertimbangan moral. Kedalaman dan variasi penggunaan bahasa memiliki makna melebihi harapan-harapan awal. Jadi, bukti telah ditemukan keberadaannya, sekurangnya dalam bentuk yang sudah berkembang, yang merupakan hampir setiap aspek perilaku manusia.

Proyek Koko merupakan tonggak dari karya TGF/Koko.org. Melalui pendemonstrasian kecerdasan gorila, TGF/Koko.org dapat lebih efektif melobi perilaku manusiawi dalam memahami binatang dan meningkatkan pelestarian usaha-usaha mendukung kehidupan yang bebas mereka. Proyek koko telah membuktikan citra stereotipe tentang gorila sebagai monster yang haus darah, destruktif adalah jelas keliru. Jadi, usaha ini menekankan pengkajian kembali pemikiran tradisional untuk menghargai semua binatang. Proyek tersebut telah menunjukkan bahwa seekor binatang dapat memiliki kualitas-kualitas yang sebelumnya dipertimbangkan bertentangan dengan kualitas manusia, seperti pemikiran proses, imajinasi, dan perasaan-perasaan. Pengetahuan ini penting untuk usaha membela semua binatang, dari pencegahan kekerasan terhadap binatang hingga konservasi dan perlindungan spesies-spesies yang terancam punah.

Studi tentang bahasa gorila memancarkan sinar pentingnya hubungan antara gorila dan spesies sepupu mereka, homo sapien alias manusia. Proyek Koko telah berkontribusi pada studi tentang evolusi dan perkembangan komunikasi manusia dan mengungkapkan asal bahasa manusia gestural.

www.koko.org/world/‎
Video-video fauna yang seru


HARIMAU

CHEETAH

KOMODO

LUWAK MADU

ORANGUTAN

ORCA

RAKUN

BERUANG

WOLVERINE

Gajah kerdil ditemukan di Kalimantan
Sekelompok kawanan gajah pigmi (kerdil), yang sebelumnya dianggap punah, ditemukan di Kalimantan. Kawanan yang dilihat oleh Bert terdiri dari sekitar delapan: ibu, anak perempuan, dan saudara laki-laki dewasa. Ini adalah gajah yang selama ini dia cari-cari.

Masyarakat gajah merupakan binatang yang perempuan-sentris dengan ibu sebagai pemimpin.

Kawanan ini memberikan Bert sambutan yang ramah sehingga ia akhirnya menghubungi Christy Williams, seorang ahli biologi dari WWF, organisasi konservasi dunia, yang mengepalai tim untuk mengumpulkan informasi tentang gajah-gajah itu. Ini menyebabkan semuanya menjadi jelas. Baca selanjutnya