Koko, gorila yang bisa berkomunikasi dengan manusia


Program utama The Gorilla Foundation/Koko.org adalah memberikan pengajaran bahasa isyarat Amerika (American Sign Language) kepada dua gorila dataran rendah (jenis gorila, jenis lainnya adalah gorila pegunungan), Koko dan Michael (yang telah meninggal dunia, baru-baru ini). The Gorilla Language Project atau Project Koko, merupakan proyek komunikasi antar-spesies yang berlangsung paling lama sedunia di antara proyek sejenis, dan berfungsi sebagai sebuah sumberdaya yang unik dan tak tergantikan bagi masyarakat pelestarian internasional.

Belajar tentang kecerdasan dan perilaku gorila akan membimbing pada pemahaman yang lebih besar terhadap kebutuhan fisik dan psikologis spesies tersebut. Hanya melalui pengetahuan manusia dapat menjalankan langkah penting untuk meningkatkan perlakuan untuk melindungi dan melestarikan gorila dari kepunahan.

Koko, gorila dataran rendah betina lahir pada 1971, dan Michael, gorila jantan dataran rendah lahir pada 1973, menggunakan bahasa isyarat dan memiliki pemahaman bahasa Inggris lisan. Peran serta Koko dalam penelitian ini dimulai ketika ia berusia satu tahun, dan Michael tiga setengah tahun. Perkembangan intelektual, fisik, dan linguistik mereka dipelajari secara mendalam sejak mereka bayi. Sebelum ada Project Koko, sangat sedikit pengetahuan tentang kecerdasan gorila.

The Gorilla Language Project merupakan usaha untuk mengumpulkan data tentang bahasa gorila sekaligus studi kasus terhadap ucapan dan perilaku gorila yang diamati. Semua isyarat, konteks di mana hal itu terjadi, jumlah pengulangan, dan apa pun yang tidak biasa terjadi selama pengungkapan dicatat secara harian. Proyek tersebut melakukan tes-tes informal dan formal terhadap pemahaman kamus dan pemahaman terhadap hubungan antara objek-objek dan kata-kata, selain tes kecerdasan anak yang standar. Sesi-sesi perekaman video dan audio juga diadakan.

Selama rentang studi, Koko menguasai lebih banyak kata-kata daripada binatang lainnya. Koko memiliki perbendaharaan kata lebih dari 1.000 kata isyarat. Koko memahami hampir 2.000 kata bahasa Inggris lisan. Koko mengenal sebagian besar percakapan dengan manusia pengasuhnya dan secara khusus dapat menyusun pernyataan yang terdiri rata-rata tiga hingga enam kata. Koko memiliki skor tes IQ antara 70 sampai 95 pada skala manusia, di mana skor 100 merupakan kriteria “normal.” Michael, gorila punggung perak jantan yang tumbuh bersama Koko, memiliki perbendaharaan kata lebih dari 600 kata isyarat.


  >> Binatang peliharaan bisa cegah penyakit jantung

  >> Gajah kerdil yang dinyatakan sudah punah
       ditemukan di Kalimantan


Selain melakukan studi yang mendalam tentang penguasaan kosa kata, proyek itu meneliti penggunaan bahasa gorila yang spontan. Ini mencakup studi mengenai strategi-strategi linguistik inovatif, penemuan tanda-tanda baru, dan kata-kata kombinasi, penandaan simultan, penandaan oleh diri sendiri, pemindahan, kebohongan, referensi terhadap waktu dan keadaan emosional, modulasi gestural, penggunaan metafora, humor, definisi, argumen, penghinaan, ancaman, berkhayal, bercerita dan pertimbangan moral. Kedalaman dan variasi penggunaan bahasa memiliki makna melebihi harapan-harapan awal. Jadi, bukti telah ditemukan keberadaannya, sekurangnya dalam bentuk yang sudah berkembang, yang merupakan hampir setiap aspek perilaku manusia.

Proyek Koko merupakan tonggak dari karya TGF/Koko.org. Melalui pendemonstrasian kecerdasan gorila, TGF/Koko.org dapat lebih efektif melobi perilaku manusiawi dalam memahami binatang dan meningkatkan pelestarian usaha-usaha mendukung kehidupan yang bebas mereka. Proyek koko telah membuktikan citra stereotipe tentang gorila sebagai monster yang haus darah, destruktif adalah jelas keliru. Jadi, usaha ini menekankan pengkajian kembali pemikiran tradisional untuk menghargai semua binatang. Proyek tersebut telah menunjukkan bahwa seekor binatang dapat memiliki kualitas-kualitas yang sebelumnya dipertimbangkan bertentangan dengan kualitas manusia, seperti pemikiran proses, imajinasi, dan perasaan-perasaan. Pengetahuan ini penting untuk usaha membela semua binatang, dari pencegahan kekerasan terhadap binatang hingga konservasi dan perlindungan spesies-spesies yang terancam punah.

Studi tentang bahasa gorila memancarkan sinar pentingnya hubungan antara gorila dan spesies sepupu mereka, homo sapien alias manusia. Proyek Koko telah berkontribusi pada studi tentang evolusi dan perkembangan komunikasi manusia dan mengungkapkan asal bahasa manusia gestural.

www.koko.org/world/‎
Video-video fauna yang seru


HARIMAU

CHEETAH

KOMODO

LUWAK MADU

ORANGUTAN

ORCA

RAKUN

BERUANG

WOLVERINE

Gajah kerdil ditemukan di Kalimantan
Sekelompok kawanan gajah pigmi (kerdil), yang sebelumnya dianggap punah, ditemukan di Kalimantan. Kawanan yang dilihat oleh Bert terdiri dari sekitar delapan: ibu, anak perempuan, dan saudara laki-laki dewasa. Ini adalah gajah yang selama ini dia cari-cari.

Masyarakat gajah merupakan binatang yang perempuan-sentris dengan ibu sebagai pemimpin.

Kawanan ini memberikan Bert sambutan yang ramah sehingga ia akhirnya menghubungi Christy Williams, seorang ahli biologi dari WWF, organisasi konservasi dunia, yang mengepalai tim untuk mengumpulkan informasi tentang gajah-gajah itu. Ini menyebabkan semuanya menjadi jelas. Baca selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar